Posted by : Unknown
Sabtu, 25 Januari 2014
MAKALAH
KIAT PENDIDIKAN MATEMATIKA DI
MALUKU
Disusun oleh :
Lisna Wati Ohorella
NPM :
2012 12 019
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Kiat Pendidikan Matematika di Maluku”.Makalah ini dibuat dengan
tujuan untuk memenuhi tugas.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Ambon,
25 Januari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Perkembangan Matematika
1.2.
Keterbatasan Matematika
1.3.
Manusia sebagai Wahana Pendidikan
BAB II Hakikat Matematika
2.1.
Definisi Matematika
2.2.
Karakterisrik Matematika
2.3.
Sistem dan Struktur dalam Matematika serta Hakim Tertinggi Matematika
BAB III Matematika Sekolah
3.1.
Definisi Matematika Sekolah
3.2.
Tujuan Pendidikan Mateamtika
3.3.Pola
Deduktif dan Induktif, Abstrak – Konkrit dan Number Sense dan Symbol
Sense
BAB IV Nilai-nilai dalam Pendidikan Matematika
4.1.
Arah pembelajaran dan pengembangan Peserta Didik
4.2.
Aspek Kognitif, Apektif dan Psikomotor dan Beberapa Nilai lainnya.
BAB V Kiat Guru Matematika
5.1.
Melihat Masa Depan
5.2.
Meningkatkan Kemampuan Diri Guru
5.3.
Strategi, Pendekatan, Metode dan Teknik
BAB VI Tantangan Pendidikan Guru
6.1.
Matematikawan dan Pendidikan Matematika
6.2.
Pendidikan Guru Matematika
BAB VII Tantangan Pendidikan Guru Matematika di Maluku
7.1.
Tantangan dan Hambatan Guru Matematika di Maluku
7.2.
Solusi untuk Meningkatkan Kualitas Guru dan Peserta Didik
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Perkembangan
Matematika
Sejarah matematika dimulai ketika
orang harus mencatat jumlah yang lebih besar daripada satu. Suku Nomaden kuno
menghitung dan mencatat kawanan ternak meskipun mereka tidak memiliki sistem
bilangan tertulis. Untuk menghitung mereka memungut kerikil atau biji dan
memasukkannya ke dalam kantong. Untuk bilangan besar, mereka menggunakan jari
untuk melambangkan bilangan 10 dan 20. Mereka mengembangkan konsep bilangan
sebagai lambang yang terpisah dari benda yang dihitung.Sewaktu pencatatan dan
perhitungan menjadi lebih rumit, orang menemukan alat untuk membantu proses
itu. Abakus adalah salah satu alat yang paling awal. Orang Romawi menyebutnya
dengan sebutan calculus, dari situ muncul kata kalkulasi. Pada awal abad
pertengahan, swipoa dari Timur muncul di Timur tengah. Sabak juga dipakai
dengan menggunakan kerikil.
Secara Geografis, Mesopotamia adalah
daerah yang menentukan sistem bilangan pertama kali, dan juga menemukan sistem
berat dan ukur. Kemudian Babilonia menggunakan sistem desimal dan π=3,125,
mengenal Geometri sebagai basis perhitungan astronomi, Geometrinya bersifat
aljabaris. Pada masa ini, mulai menggunakan pendekatan untuk akar kuadrat, Aritmatika
tumbuh dan berkembang baik menjadi aljabar retoris, juga mulai mengenal teorema
Pythagoras. Ilmuwan Babilonia merupakan Penemu kalkulator pertama kali.
Kemudian disusul Mesir Kuno, Yunani Kuno, India, lalu China.
Perkembangan pembelajaran matematika
di Indonesia sangat memprihatinkan, karena rendahnya penguasaan teknologi dan
kemampuan sumber daya manusia Indonesia untuk berkompetensi secara global.
Indonesia adalah sebuah negara dengan sumber daya alam yang melimpah. Namun
masih rendahnya kemampuan anak Indonesia di bidang matematika, mereka
beranggapan bahwa pembelajaran matematika itu sulit, serta kurangnya jumlah
pengajar yang mengikuti perkembangan matematika. Sekarang di Indonesia sudah
ada wadah yang peduli pada pelajaran matematika, namanya yaitu YPMI (Yayasan
Peduli Matematika Indonesia) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan pengajaran matematika di SD, SMP, SMA di Indonesia.
Dalam kemajuan pembelajaran matematika
sekarang belum mampu menciptakan pemetaan kemampuan siswa di bidang matematika
antar sekolah maupun antar daerah, serta menghasilkan siswa-siswi yang memiliki
kemampuan istimewa di bidang matematika. Sebaiknya pihak sekolah, guru, siswa
dan pemerhati pendidikan, pemerintah, lebih peduli pada pembelajaran matematika
di Indonesia sehingga dapat memberikan dampak yang positif bagi kemajuan
pembelajaran matematika di Indonesia.Matematika dikenal sebagai ilmu dasar,
pembelajaran matematika akan melatih kemampuan kritis, logis, analitis dan
sistematis. Tetapi peran matematika tidak hanya sebatas hal tersebut, seperti
bidang lain, seperti fisika, ekonomi, biologi tidak terlepas dari peran
matematika. Tetapi kemajuan ilmu fisika itu sendiri tidak akan tercapai tanpa
peran matematika dan perkembangan matematika itu sendiri.
1.2 Keterbatasan Matematika
Pembelajaran untuk anak gangguan intelektual
umumnya menggunakan berbagai media, seperti
gambar-gambar, timbangan, dan memanfaatkan dinding di kelas. Pun itu
dengan pembelajaran matematika untuk mereka, media yang digunakan juga beragam.
penyedian media inilah perlu ada beberapa hal
yang harus diperhatikan guru. Pertama, media yang digunakan harus dari bahan
yang aman untuk anak gangguan intelektual. Misalnya, angka-angka timbul, gambar-gambar
untuk membantu proses penjumlahan, dan lainnya terbuat dari bahan yang ringan
dan ukurannya tidak memungkinkan masuk ke dalam mulut dan tertelan.
Kedua, jika media yang
digunakan berwarna, gunakanlah satu warna saja untuk satu set media. Misalnya,
kartu angka atau huruf hendaknya memiliki warna angka atau huruf yang sama
dengan background kartu yang semuanya sewarna pula. Hal ini dikarenakan anak cenderung akan
menghapal warna, bukan materi pembelajaran ada dalam kartu.
Sekarang, kita memasuki
metode pembelajaran bagi anak gangguan intelektual, khususnya untuk
pembelajaran matematika. Setidaknya ada tiga metode pembelajaran untuk anak
gangguan intelektual yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika.
Tiga metode tersebut adalah
1. metode
demonstrasi,
2. metode
pelatihan atai drill,
3. metode
one on one.
Metode demonstrasi adalah
penyajian bahan pembelajaran dengan memperagakan atau menunjukkan proses,
situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau
tiruan yang disertai penjelasan lisan. Melalui metode demonstrasi ini anak bisa
melihat secara langsung apa yang harus dilakukannya. Misalnya, saat belajar
pengukuran berat badan maka guru melakukan pengukuran berat badan dengan
sebenarnya. Kemudian, guru meminta anak membandingkan berat badannya sendiri
dengan berat badan murid lain. Melalui metode demonstrasi ini murid bisa lebih
mengerti karena langsung menerima media
nyata.
Metode pelatihan atau
drill. Metode ini ditujukan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau
keterampilan dari apa yang telah dipelajari oleh murid. Guru sudah memberi
pelajaran tentang menukur berat badan, kemudian guru memberi soal tentang
mengukur berat badan atau membandingkan berat badan.
Metode one on one, yakni
metode belajar di mana satu guru hanya membimbing satu murid. Metode yang
terakhir ini memang sangat efisien dilakukan untuk mengajar anak gangguan
intelektual. Hal ini dikarenakan dengan metode ini guru bisa memberikan
perhatian lebih kepada murid.
Demikian tiga metode
pembelajaran untuk anak gangguan intelektual, khususnya untuk pelajaran
matematika ini bisa diterapkan. Satu hal yang perlu diperhatikan guru adalah
tiga metode ini bisa diterapkan dan lebih dikreasikan berdasarkan kebutuhan di
kelas.
1.3 Manusia sebagai wahana pendidikan
Tujuan pendidikan kita menghendaki agar manusia yang
dihasilkan melalui sistem pendidikan kita adalah manusia yang bertakwa dan
berakhlak mulia serta cerdas dan terampil. Semestinya tujuan ini dijabarkan
menjadi tujuan yang lebih spesifik dan dipraktikkan dalam pembelajaran.
Sayangnya, kadang hal ini hanya merupakan retorika belaka daripada menjadi
doktrin yang harus diwujudkan. Sering, tujuan pembelajaran yang spesifik dan
praktik pembelajaran lepas dari fungsinya sebagai penunjang terwujudnya tujuan
pendidikan yang lebih umum. Sering pula, praktik pembelajaran hanya menyentuh
domain kognitif demi mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat material, yakni
pengembangan kecerdasan, tetapi kurang memperhatikan domain afektif demi mencapai
tujuan pembelajaran yang bersifat formal, yakni pembentukan akhlak.
Pendidikan berbasis kemuliaan akhlak penting diwujudkan
untuk menghadang lajunya proses degradasi moral yang mengancam keutuhan jiwa
anak. Pendidikan demikian sering disebut sebagai pendidikan nilai yang merujuk
pada internalisasi nilai-nilai moral yang bersifat universal, seperti jujur,
bertanggung jawab, konsisten, amanah, setia pada janji, cermat, bijaksana,
santun, dan sebagainya. Selama ini, disadari atau tidak, pendidikan nilai hanya
dibebankan pada mata pelajaran tertentu, seperti Pendidikan Agama atau Budi
Pekerti. Pandangan demikian muncul sebagai akibat dari proses sekularisasi ilmu
yang mendikotomikan antara ilmu agama dan ilmu umum.
Para guru mata pelajaran umum hendaknya menyadari bahwa
menjadi tanggung jawabnya pula untuk mengembangkan pendidikan nilai. Kesadaran
ini perlu didukung oleh kemampuan untuk mengintegrasikan nilai-nilai dalam
praktik pembelajaran. Dalam hal ini, guru harus menguasai substansi keilmuan
mereka dan memahami nilai-nilai moral serta memahami dalam konteks apa keduanya
dikaitkan. Pemahaman dan penggunaan konteks demikian sangat diperlukan agar
proses integrasi berjalan alamiah, mengalir, tidak kaku, dan tidak mengada-ada.
Setiap mata pelajaran berpotensi sebagai wahana pendidikan
nilai. Misalnya, matematika dengan berbagai karakteristiknya, berpotensi untuk
membentuk anak yang berkarakter cermat, kritis, logis, peka, taat azas,
sistematis, menghargai keberagaman, dan konsisten dalam bersikap, serta mampu
menempatkan diri sebagai makhluk yang beradab. Sebagai ilustrasi, dalam
pembelajaran topik pengukuran, sebelum siswa mengenal satuan pengukuran baku,
mereka dapat diminta untuk melakukan pengukuran suatu objek dengan menggunakan
satuan tak baku. Diharapkan siswa akan menemukan fakta bahwa hasil pengukuran
mereka berbeda-beda, meskipun objek yang diukur sama. Hal demikian dapat
dianalogikan dalam kehidupan sehari-hari bahwa kriteria atau aturan yang
berbeda akan memberikan hasil penilaian yang berbeda pula. Sebagaimana dalam
pengukuran yang memerlukan satuan baku, maka dalam kehidupan sehari-hari juga
diperlukan seperangkat hukum atau aturan baku yang disepakati untuk menilai
sesuatu. Dalam konteks lebih khusus, dapat dipahami bahwa aturan paling baku yang
digunakan untuk menilai segala sesuatu adalah hukum Alloh yang terdapat dalam
Al-Qur’an maupun sunah Rasul.
Topik pecahan dapat digunakan untuk membelajarkan nilai
kebahagiaan dan kemuliaan. Kita dapat menganalogikan nilai suatu pecahan dengan
kebahagiaan atau kemuliaan seseorang dan menganalogikan penyebut pecahan itu
dengan kesombongan dan kecenderungan pada nafsu duniawi. Sebagaimana besarnya
nilai pecahan yang berbanding terbalik dengan besarnya penyebut pecahan itu,
maka kebahagiaan atau kemuliaan seseorang juga berbanding terbalik dengan
kesombongan dan kecenderungannya pada nafsu duniawi. Kebahagiaan dan kemuliaan
seseorang akan sejajar dengan kerendahdiriannya di hadapan dzat yang Maha
Agung, Alloh SWT.
Dalam matematika, kita dapat mendeskripsikan suatu konsep
dengan beragam definisi. Misalnya, persegi dapat didefinisikan sebagai
segiempat yang berukuran sisi sama dan berukuran sudut sama. Persegi dapat pula
didefinisikan sebagai persegipanjang yang berukuran sisi sama. Dapat pula,
persegi didefinisikan sebagai belah ketupat yang salah satu sudutnya siku-siku.
Selain itu, dapat pula persegi didefinisikan sebagai jajargenjang yang salah
satu sudutnya siku-siku dan berukuran sisi sama. Fakta demikian dapat digunakan
sebagai wahana untuk membelajarkan pentingnya menghargai keberagaman.
Diharapkan siswa menyadari bahwa terdapat beragam cara untuk menyatakan suatu
kebenaran.
Demikianlah, matematika mempunyai beragam potensi nilai yang
perlu dieksplorasi dan diintegrasikan dalam praktik pembelajaran. Pembelajaran
demikian berpotensi menjadi pembelajaran yang lebih kaya, hidup, dan bermakna
terlebih jika didukung oleh iklim pembelajaran yang mendukung. Iklim
pembelajaran yang mendukung tersebut dapat berujud hubungan dialogis yang
harmonis antara guru dan siswa, penggunaan tutur kata yang santun, serta
keteladanan perilaku. Pendidikan nilai perlu dilakukan secara konsisten
sehingga dapat menjadikan anak sebagai probadi utuh yang tidak hanya cerdas
melainkan juga berkepribadian mulia.
BAB
II
HAKIKAT MATEMATIKA
2.1. Definisi Matematika
Matematika berasal dari bahasa latin
manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari.
Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde ilmu pasti, yang kesemuanya
berkaitan dengan penalaran.Ada yang berpendapat bahwa Matematika berasal dari
bahasa mathematika yaitu studi besaran, struktur, ruang, relasi, perubahan, dan
beraneka topik pola, bentuk, dan entitas. Dalam pandangan formalis, matematika
adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan logika
simbolik dan notasi matematika; pandangan lain tergambar dalam filsafat
matematika. Para matematikawan merumuskan konjektur dan kebenaran baru melalui
deduksi yang menyeluruh dari beberapa aksioma dan definisi yang dipilih dan
saling bersesuaian.
2.2. Karakterisrik Matematika
Ciri utama matematika adalah sebagai berikut
1. Berpola pikir Deduktif namun pembelajaran dan
pemahaman konsep dapat diawali secara induktif melalui pengalaman peristiwa
nyata atau intuisi.
2. Memiliki Kajian Objek Abstrak.
3. Bertumpu Pada Kesepakatan.
4. Memiliki Simbol yang Kosong dari Arti.
Rangkaian simbol-simbol dapat membentuk model matematika.
5. Memperhatikan Semesta Pembicaraan.
Konsekuensi dari simbol yang kosong dari arti adalah diperlukannya kejelasan
dalam lingkup model yang dipakai.
6. Konsisten Dalam Sistemnya. Dalam matematika
terdapat banyak sistem. Ada yang saling terkait dan ada yang saling lepas.
Dalam satu sistem tidak boleh ada kontradiksi. Tetapi antar sistem ada
kemungkinan timbul kontradiksi.
2.3. Sistem dan Struktur dalam
Matematika serta Hakim Tertinggi Matematika
Disiplin utama dalam matematika
didasarkan pada kebutuhan perhitungan dalam perdagangan, pengukuran tanah dan
memprediksi peristiwa dalam astronomi. Ketiga kebutuhan ini secara umum
berkaitan dengan ketiga pembagian umum bidang matematika: studi tentang
struktur, ruang dan perubahan.Pelajaran tentang struktur dimulai dengan
bilangan, pertama dan yang sangat umum adalah bilangan natural dan bilangan
bulat dan operasi arimetikanya, yang semuanya itu dijabarkan dalam aljabar
dasar.
Ilmu tentang ruang berawal dari
geometri, yaitu geometri Euclid dan trigonometri dari ruang tiga dimensi,
kemudian belakangan juga digeneralisasi ke geometri Non-euclid yang memainkan
peran sentral dalam teori relativitas umum. Mengerti dan mendeskripsikan
perubahan pada kuantitas yang dapat dihitung adalah suatu yang biasa dalam ilmu
pengetahuan alam, dan kalkulus dibangun sebagai alat untuk tujauan tersebut.
Konsep utama yang digunakan untuk menjelaskan perubahan variabel adalah fungsi.
Banyak permasalahan yang berujung secara alamiah kepada hubungan antara
kuantitas dan laju perubahannya, dan metoda untuk memecahkan masalah ini adalah
topik dari persamaan differensial. Untuk merepresentasikan kuantitas yang
kontinu digunakanlah bilangan riil, dan studi mendetail dari sifat-sifatnya dan
sifat fungsi nilai riil dikenal sebagai analisis riil.
Untuk beberapa alasan, amat tepat
untuk menyamaratakan bilangan kompleks yang dipelajari dalam analisis kompleks.
Agar menjelaskan dan menyelidiki dasar matematika, bidang teori pasti, logika
matematika dan teori model dikembangkan. Bidang-bidang penting dalam matematika
terapan ialah statistik, yang menggunakan teori probabilitas sebagai alat dan
memberikan deskripsi itu, analisis dan perkiraan fenomena dan digunakan dalam
seluruh ilmu.
BAB III
MATEMATIKA
SEKOLAH
3.1. Definisi Matematika Sekolah
Matematika sekolah adalah
matematika yang diajarkan disekolah yaitu matematika yang diajarkan di
pendidikan dasar (SD & SMP) dan Pendidikan Menengah (SMU & SMK). Hal
ini berarti, bahwa yang dimaksud dengan kurikulum Matematika adalah Kurikulum
pelajaran Matematika yang diberikan di jenjang pendidikan menengah kebawah,
bukan diberikan dijenjang pendidikan tinggi.
Matematika sekolah terdiri
atas bagian – bagian matematika yang dipilih guna menumbuh kembangkan kemampuan
– kemampuan dan membentuk peribadi serta berpandu pada perkembangan IPTEK. Hal
ini menunjukan bahwa Matematika Sekolah tetap memiliki ciri – ciri yang
dimiliki matematika yaitu memiliki objek kejadian yang abstrak serta berpola
piker Deduktif, Konsisten.
3.2. Tujuan Pendidikan Mateamtika
Adapun tujuan dari
pendidikan matematika adalah sebagai
berikut:
1.
Melatih cara berpikir
dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan
penyelidikian, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan,
konsisten dan inkonsistensi.
2.
Mengembangkan
aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan
dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat
prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3.
Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4.
Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan
gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta, diagram, dalam
menjelaskan gagasan.
3.3.Pola Deduktif dan Induktif, Abstrak –
Konkrit dan Number Sense dan Symbol Sense
- Pola deduktif
Pola dedutif yaitu suatu cara berpikir di mana pernyataan
yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan
kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir silogismus yang
secara sederhana digambarkan sebagai penyusunan dua buah pernyataan dan sebuah
kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus disebut premis yang kemudian
dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan
pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis
tersebut (Suriasumantri, 1988: 48-49).
Dengan
kata lain, penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang merupakan kebalikan
dari penalaran induktif. Contoh penarikan kesimpulan berdasarkan penalaran
deduktif adalah :
Semua makhluk hidup perlu makan untuk mempertahankan hidup (Premis mayor)
Joko adalah seorang makhluk hidup (Premis minor)
Jadi, Joko perlu makan untuk mempertahankan hidupnya (kesimpulan).
Kesimpulan
yang diambil bahwa Joko juga perlu makan untuk mempertahankan hidupnya adalah
sah menurut penalaran deduktif, sebab kesimpulan ini ditarik secara logis
dari dua premis yang mendukungnya. Pertanyaan apakah kesimpulan ini benar harus
dikembalikan kepada kebenaran premis-premis yang mendahuluinya. Apabila kedua
premis yang mendukungnya benar maka dapat dipastikan bahwa kesimpulan yang
ditariknya juga adalah benar. Mungkin saja kesimpulannya itu salah, meskipun
kedua premisnya benar, sekiranya cara penarikan kesimpulannya tidak sah.
Ketepatan kesimpulan bergantung pada tiga hal yaitu kebenaran premis mayor,
kebenaran premis minor, dan keabsahan penarikan kesimpulan
2.
Pola Induktif
Pola Induktif dimana cara berpikir dilakukan dengan cara
menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat
individual. Untuk itu, penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang yang khas dan terbatas dalam
menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Penarikan kesimpulan secara induktif menghadapkan kita kepada sebuah
permasalahan mengenai benyaknya kasus yang harus kita amati sampai kepada suatu
kesimpulan yang bersifat umum. Misalnya, jika kita ingin mengetahui berapa
penghasilan rata-rata perbulan petani kelapa sawit di
Kabupaten Paser, lantas bagaimana caranya kita mengumpulkan data sampai pada
kesimpulan
tersebut.
Hal yang paling logis adalah melakukan wawancara terhadap seluruh petani kelapa
sawit yang ada di Kabupaten Paser. Pengumpulan data seperti ini tak dapat
diragukan lagi akan memberikan kesimpulan mengenai penghasilan rata-rata
perbulan petani kelapa sawit tersebut di Kabupaten Paser, tetapi kegiatan
ini tentu saja akan menghadapkan kita kepada kendala tenaga, biaya, dan waktu.
Untuk
berpikir induktif dalam bidang ilmiah yang bertitik tolak dari sejumlah hal
khusus untuk sampai pada suatu rumusan umum sebagai hukum ilmiah, menurut
Herbert L. Searles (Tim Dosen Filsafat Ilmu, 1996 : 91-92), diperlukan proses
penalaran sebagai berikut :
- mengumpulkan fakta-fakta khusus.
Pada
langkah ini, metode yang digunakan adalah observasi dan eksperimen. Observasi
harus dikerjakan seteliti mungkin, sedangkan eksperimen dilakukan untuk membuat
atau mengganti obyek yang harus dipelajari.
2.
perumusan hipotesis.
Hipotesis
merupakan dalil atau jawaban sementara yang diajukan berdasarkan pengetahuan
yang terkumpul sebagai petunjuk bagi penelitian lebih lanjut. Hipotesis ilmiah
harus memenuhi syarat, diantaranya dapat diuji kebenarannya, terbuka dan
sistematis sesuai dengan dalil-dalil yang dianggap benar serta dapat
menjelaskan fakta yang dijadikan fokus kajian.
3.
mengadakan verifikasi.
Hipotesis
merupakan perumusan dalil atau jawaban sementara yang harus dibuktikan atau
diterapkan terhadap fakta-fakta atau juga diperbandingkan dengan fakta-fakta
lain untuk diambil kesimpulan umum. Proses verifikasi adalah satu langkah atau
cara untuk membuktikan bahwa hipotesis tersebut merupakan dalil yang
sebenarnya. Verifikasi juga mencakup generalisasi untuk menemukan dalil umum,
sehingga hipotesis tersebut dapat dijadikan satu teori.
4.
perumusan teori dan hukum ilmiah
berdasarkan hasil verifikasi.
Hasil
akhir yang diharapkan dalam induksi ilmiah adalah terbentuknya hukum ilmiah.
Persoalan yang dihadapi adalah oleh induksi ialah untuk sampai pada suatu dasar
yang logis bagi generalisasi dengan tidak mungkin semua hal diamati, atau
dengan kata lain untuk menentukan pembenaran yang logis bagi penyimpulan berdasarkan
beberapa hal untuk diterapkan bagi semua hal. Maka, untuk diterapkan bagi semua
hal harus merupakan suatu hukum ilmiah yang derajatnya dengan hipotesis adalah
lebih tinggi.
Abstrak –
Konkrit
Banyak cara yang bisa dilakukan guru untuk menarik minat
siswa dalam belajar matematika. Salah satunya adalah menunjukkan matematika
yang abstrak kepada siswa agar bisa dinikmati dan dilihat siswa melalui
pengaplikasian teori matematika dalam kehidupan sehari hari.
Mengajarkan matematika yang aplikatif kepada siswa, agar
menjadi pelajaran yang mudah dipahami, bukanlah perihal gampang. Selain
memerlukan kemauan diri pribadi siswa untuk belajar matematika, dukungan dari
orangtua dan guru sangatlah penting. Orangtua dapat memberi dukungan moral
maupun materil kepada anaknya sedangkan guru matematika harus kreatif
cara mengajarnya untuk menarik perhatian siswa dalam belajar matematika.
Tanpa disadari, teknologi yang dinikmati siswa setiap
hari adalah produk dari penerapan teori matematika, komputer salah satunya.
Komputer merupakan perangkat elektronik yang menggunakan operasi matematika
dalam menerjemahkan perintah. Sementara itu, komputer bisa membaca data dalam
bentuk bilangan biner yang notabene bisa dihitung dalam mata pelajaran
kalkulus. Hal ini bisa menjadi acuan guru dalam memberi stimulus dan menarik
perhatian siswa sebelum mengajar tentang kalkulus di depan kelas bahwa dengan
mempelajari bab ini siswa akan mampu menguasai bahasa yang digunakan komputer
untuk membaca data. Siswa akan merasa tertantang untuk memahami bilangan biner
ini sebagai bahasa komputer yang mereka sukai dan gunakan sehari-hari.
Contoh lain dari pembelajaran matematika dengan pendekatan
konkret adalah ketika seorang guru mengajarkan pelajaran statistika. Biasanya
guru langsung memberi rumus-rumus mengenai statistika tanpa contoh konkrit
dalam kehidupan sehari hari. Siswa hanya dituntut mampu menghitung statistik
suatu data melalui rumus yang telah diberikan. Ini menunjukkan bahwa tidak ada
pengujian dalam bentuk analisis terhadap kemampuan siswa. Siswa hanya melakukan
operasi perhitungan seperti biasa. Padahal, guru bisa mengaitkan materi ini ke
dalam kehidupan sehari-hari seperti perhitungan cepat suatu pemilihan umum.
Setelah memahami bab statistika, guru bisa menguji melalui perhitungan cepat
sederhana di sekolah mereka. Mereka tidak harus melakukan ulangan tertulis di
dalam kelas. Cukup dengan instruksi perhitungan cepat pemilihan ketua
kelas, siswa bisa menerapkan semua teori–teori statistika yang mereka pelajari.
Secara tidak langsung, guru telah menguji banyak kompetensi dasar dari
kemampuan belajar siswa. Seperti, bagaimana siswa mengumpulkan data, menghitung
data, dan menganalis data. Siswa akan merasa nyaman dengan pengujian seperti ini
karena mereka terjun langsung ke lapangan dan melakukan tindakan konkret untuk
materi ini.
Pengaitan materi matematika dalam kehidupan sehari-hari akan
memudahkan siswa memahami matematika sebagai pelajaran yang konkret. Strategi
ini akan sangat membantu untuk mengubah persepsi siswa yang menganggap
matematika sebagai pelajaran abstrak. Guru harus bisa membiasakan diri mengajar
dengan menghubungkan materi matematika dengan kehidupan sehari-hari agar siswa
mampu menyerap dan menerapkan teori tersebut ke kehidupan nyata. Selain itu,
siswa juga akan lebih tertarik mendalami matematika sebagai suatu cabang ilmu
yang ilmiah dan berguna.
Number Sense dan
Symbol Sense
Dalam menentukan materi
matematika untuk setiap
jenjang sekolah akan lebih baik jika dipahami benar materi
matematika yang dapat dipandang
sebagai titik peralihan. Tentu saja hal tersebut terkait
erat dengan tujuan institusional yang ditetapkan untuk dieapai. Namun tidaklah mudah
terlihat materi yang dapat dipandang
sebagai titik peralihan.
Banyak mahasiswa dan mahasiswi
pendidikan tinggi yang tidak
menyadari materi matematika yang merupakan titik peralihan dari "aljabar" ke "kalkulus" meskipun
telah terampil menyelesaikan soal kalkulus.
Dalam pelajaran kalkulus
jelas nanyak dijumpai
bentuk-bentuk aljabar seperti
fungsi, polinom atau suku
banyak, dan sebagainya. Tetapi
kalkulus sendiri berbieara
tentang pendekatan-pendekatan
suatu nilai yang diawali dengan
bagian hitung differensial. Ini hanya mungkin bila ada materi peralihan yang menjembatani bagian
matematika yang saru dengan bagian
matematika yang lain, guru
dapat mengatur pembelajarannya dengan lebih berhati-hati.
Bagaimana
dengan
"Aritmetika" dan
"Aljabar"? Aritmetika dan aljabar
yang dimaksud adalah yang
menjadi inti pelajaran matematika
di jenjang pendidikan dasar,
bukan dalam arti yang lebih
tinggi seperti "aritmetika transfinit" ataupun
"aljabar abstrak".
Dalam
aritmetika lebih ditekankan pada sifat-sifat bilangan.
Pad a aljabar, meskipun masih didominasi oleh penggunaan bilangan,
sudah banyak digunakan simbol-simbol yang tidak langsung berupa
bilangan. Nah, adakah materi atau obyek matematika
yang menjadi titik peralihan dari aritmetika ke aljabar?
Obyek matematika yang dapat
dipandang sebagai titik peralihan dari aritmetika ke aljabar
adalah "variabel" atau sering juga disebut "peubah".
Variabel atau peubah
adalah suatu simbol atau tanda
yang belum menunjukkan anggota tertentu
dari suatu himpunan. Himpunan
yang dimaksud biasanya masih hanya
himpunan bilangan. Notasi atau penulisan variabel
itu dapat beranekaragam.
Pada tahap awal tidak perlu langsung
menggunakan huruf, tetapi
dapat berupa tanda, misalnya atau
atau .... , yang dapat
diucapkan dengan kata "berapa"? Setelah
siswa memahami kegunaan tanda-tanda
itu barulah diubah menjadi
huruf n, m, x, y, dan sebagainya.
Penggunaan huruf sebagai variabel
akan semakin banyak dalam
pelajaran aljabar di SMP, yang umumnya
masih terbatas diartikan bilangan
yang belum tertentu atau
belum diketahui.
Jadi, pada jenjang sekolah
dasar penekanan materi pada aritmatika. Akan tetapi,
karena pengetahuan tentang bilangan
tidak selalu dikaitkan dengan operasi
atau pengerjaan hitung, digunakan
istilah "number sense" atau "pemahaman bilangan" atau "kepekaan atas bilangan". Dengan
demikian number sense meliputi hitung
menghitung dan penggunaan bilangan
yang tidak perlu dijumlah ataupun
dikurangi dan sebagainya.
Penggunaan
bilangan tanpa pengerjaan
hitung itu dapat dijumpai pada
pemberian nomor rumah, nom or
telepon, mementukan perkiraan
tertentu dan lain-lain. Kegiatan
yang melibatkan penggunaan bilangan
seperti itu belum banyak muncul
di kurikulum MI. Kalau di MI
penekanan kepada "number
sense" maka di MTS atau SMP penekanan kepada "symbol sense" karena
simbol-simbol yang tidak selalu berarti bilangan itu banyak digunakan dalam
matematika di MTS. Bagian ini
merupakan pendasaran matematika yang teramat penting
karena dengan aneka
ragamnya semesta memungkinkan matematika digunakan
di berbagai bidang kerja atau keilmuan. Penekanan
semacam itu diperkirakan masih akan terpakai dalam
kurikulum MI maupun MTs yang akan berlaku cukup lama.
BAB IV
NILAI-NILAI DALAM PENDIDIKAN
MATEMATIKA
4.1.
Arah pembelajaran dan Pengembangan Peserta Didik
Arah
pembelajaran
Salah satu nilai matematika yang
diajarkan di sekolah yang terpenting adalah kegunaannya dalam kehidupan riil.
Dengan menunjukkan keterkaitan matematika dengan kejadian-kejadian dalam dunia
nyata, maka matematika akan dirasakan lebih bermanfaat. Oleh karena itu, salah
satu sasaran pembelajaran matematika di sekolah adalah agar siswa memiliki
kemampuan matematika yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah kehidupan
sehari-hari. Sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar
Matematika lebih giat.
Apabila kemampuan siswa masih di
seputar bagaimana melakukan perhitungan yang benar, bagaimana menyelesaikan
soal-soal yang diujikan dalam ujian nasional (UN) yang tentunya didominasi
dengan pertanyaan seputar perhitungan dan prosedural ansich, dan yang lebih
parah kemampuan matematika siswa hanya didasarkan atas hasil akhir dalam lembar
jawaban, maka harapan akan meningkatnya kualitas dan mutu kemampuan siswa di
bidang matematika horisonal nampaknya masih harus berjuang keras untuk dapat
terwujud. Pembelajaran matematika yang tidak membumi seperti ini tidak akan
cukup untuk membawa generasi bangsa dalam menjawab tantangan dan persaingan
global.
Terkait hal ini, Ipung Yuwono
(2005:1) menawarkan model pembelajaran matematika secara membumi (PMB). Model
ini diilhami karena selama ini, pembelajaran matematika banyak dipengaruhi oleh
pandangan yang menganggap matematika sebagai alat bantu untuk pengetahuan
lainnya yang mengakibatkan pola pembelajaran matematika menjadi terpusat pada
guru. Guru yang baik adalah guru yang banyak menjelaskan konsep atau algoritma
dengan gamblang dan memberikan cara penyelesaian soal-soal dengan cara singkat
dan cepat. Proses untuk mendapatkan konsep atau rumus tidak penting, yang utama
adalah siswa dapat memperoleh hasil akhir dengan tepat. Pembelajaran demikian
lebih menekankan pada “mindless drill” lebih mementingkan keterampilan
prosedural dan meminggirkan pemahaman konsep.
Pembelajaran matematika secara
membumi (PMB) yang digagas Yuwono (2005) merupakan desain pembelajaran yang mengacu
pada konstruktivisme dan mengurangi beberapa kelemahan yang ada dalam
pembelajaran yang mengacu pada konstruktivisme. Bentuk modifikasi adalah dengan
menambahkan satu langkah pada empat langkah pembelajaran matematika yang
mengacu pada pembelajaran matematika realistik. Langkah-langkah pembelajaran
matematika realistik adalah sebagai berikut: 1) Memahami masalah kontekstual,
2) Menyelesaikan masalah konstekstual, 3) Membandingkan dan mendiskusikan
jawaban, dan 4) Menyimpulkan.
Sedangkan langkah-langkah
pembelajaran matematika dalam pembelajaran matematika secara membumi (PMB)
adalah sama dengan langkah pada pembelajaran matematika realistik, namun masih
ditambah lagi satu langkah kelima, yakni latihan keterampilan prosedural. Keterampilan
prosedural ini dimaksudkan sebagai latihan siswa untuk menginternalisasikan
rumus atau algoritma yang diperoleh pada saat pematematikaan vertikal. Dalam
PMB, keterampilan prosedural ini diberikan setelah konsep didapat oleh siswa
dan juga diwujudkan dalam bentuk tugas rumah yang berupa latihan mengerjakan
soal-soal yang telah menjadi rutinitas siswa (Yuwono, 2005).
Dengan demikian, jika
pembelajaran matematika dilakukan dengan pendekatan matematika realistik yang
ditambahn dengan latihan keterampilan prosedural, maka diharapkan dapat
memberikan dampak positif. Dampak positif yang dimaksud adalah berorientasi
ganda, yakni memahami matematika secara konsep, memiliki kemampuan untuk
bernalar dan pemecahan masalah dan memiliki keterampilan prosedural.
4.2.
Aspek Kognitif, Apektif dan Psikomotor dan Beberapa Nilai lainnya.
A.
Ranah Kognitif
Tujuan
kognitif atau Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam
ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir,
mulai dari jenjang terendah sampai jenjang yang tertinggi.yang meliputi 6
tingkatan:
1. Pengetahuan
(Knowledge), yang disebut C1
Menekan
pada proses mental dalam mengingat dan mengungkapkan kembali
informasi-informasi yang telah siswa peroleh secara tepat sesuai dengan apa
yang telah mereka peroleh sebelumnya. Informasi yang dimaksud berkaitan dengan
simbol-simbol matematika, terminologi dan peristilahan, fakta-fakta, keterampilan
dan prinsip-prinsip
2. Pemahaman
(Comprehension), yang disebut C2
Tingkatan
yang paling rendah dalam aspek kognisi yang berhubungan dengan penguasaan atau
mengerti tentang sesuatu. Dalam tingkatan ini siswa diharapkan mampu memahami
ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan beberapa kaidah yang relevan
tanpa perlu menghubungkannya dengan ide-ide lain dengan segala implikasinya.
3. Penerapan
(Aplication), yang disebut C3
Kemampuan
kognisi yang mengharapkan siswa mampu mendemonstrasikan pemahaman mereka berkenaan
dengan sebuah abstraksi matematika
melalui penggunaannya secara tepat ketika mereka diminta untuk itu.
4. Analisis
(Analysis), yang disebut C4
Kemampuan
untuk memilah sebuah informasi ke dalam komponen-komponen sedemikan hingga
hirarki dan keterkaitan anta ride dalam informasi tersebut menjadi tampak dan
jelas.
5. Sintesis
(Synthesis) , yang disebut C5
Kemampuan
untuk mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik dan system. Dalam matematika,
sintesis melibatkan pengkombinasian dan pengorganisasian konsep-konsep dan
prinsip-prinsip matematika untuk mengkreasikannya menjadi struktur matematika
yang lain dan berbeda dari yang sebelumnya.
Kegiatan
membuat penilaian berkenaan dengan nilai sebuah ide, kreasi, cara, atau metode.
Evaluasi dapat memandu seseorang untuk mendapatkan pengetahuan baru, pemahaman
yang lebih baik, penerapan baru dan cara baru yang unik dalam analisis atau
sisntesis.
B. Ranah Afektif
Ranah
afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar
mengatakan bahwa, sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya. Bila seseorang
memiliki penguasaan kognitif yang tinggi, ciri-ciri belajar efektif akan tampak
pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Misalnya; perhatiannya terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas,
kebiasaan belajar dan hubungan sosial. Ada beberapa kategori dalam ranah
afektif sebagai hasil belajar; (a) Receiving/ attending/ menerima/
memperhatikan. (b) Responding/ menanggapi. (c) Valuing/ penilaian. (d)
Organization/ Organisasi. (e) Characterization by a value or value complex/
karakteristik nilai atau internalisasi nilai.
Receiving/
attending/ menerima/ memperhatikan adalah semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah,
situasi, gejala dan lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan
untuk menerima stimulus, control dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
Receiving juga diartikan sebagai kemauan
untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu
objek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia
menerima nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka dan mereka mempunyai kemauan
menggabungkan diri ke dalam nilai itu atau mengidentifikasi diri dengan nilai
itu.
Responding/
menanggapi adalah suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif atau
kemampuan menanggapi, kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengikutsertakan
dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya
dengan salah satu cara. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan
dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. Valuing/
penilaian, menilai atau menghargai artinya memeberikan nilai atau memberikan
penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan itu
idak dikerjakan kan memebrikan suatu penyesalan. Dalam kaitannya dengan proses
pembelajaran peserta didik tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan mereka
telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena baik atau buruk.
Organization/
Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi,
termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai yang lain, pemantapan dan prioritas
nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk kedalam organisasi ialah konsep
tentang nilai, organisasi sistem nilai dan lain-lain. Characterization by a
value or value complex/ karakteristik nilai atau internalisasi nilai adalah
keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah
lakunya. Proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam
hierarki nilai.
Bentuk-bentuk
aktivitas dalam pembelajaran matematika
1) Menerima:
Siswa menanyakan perbandingan perbandingan senilai dan perbandingan berbalik
nilai.
2) Menanggapi:
Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru tentang perbandingan senilai.
3) Menilai:
Siswa melengkapi jawaban temannya yang di tampilkan di depan kelas.
4) Mengelola:
Siswa dapat mengubah bilangan persen ke bentuk decimal.
5) Menghayati: Siswa melengkapi catatan matematikanya serta
membuat tugas yang diberikan guru.
C. Ranah
Psikomotor
Ranah
Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skiil) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Adapun kategori dalam ranah psikomotor; (a) Peniruan, (b) Manipulasi, (c)
Pengalamiahan, (d) Artikulasi.
Struktur
dari taksonomi Bloom (setelah di revisi)
A.Struktur
dari dimensi proses kognitif.
1.
Mengingat
Dapat
mengingat kembali pengetahuan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama
2.
Mengerti
Membangun
makna dari pesan-pesan instruksional, termasuk lisan, tulisan, dan grafik
komunikasi, termasuk di dalamnya:
a. Interpreting
(menerjemahkan)
b. Exemplifying
(Mencontohkan)
c. Classifying
( Mengklasifikasikan)
d. Summarizing
(Meringkas)
e. Inferring
(Menyimpulkan)
f. Comparing
Membandingkan)
g. Explaining
(Menjelaskan)
3.
Menerapkan
Melaksanakan
atau menggunakan prosedur dalam suatu situasi tertentu
4.
Menganalisis
Kemampuan
seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut
bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara
bagian-bagian yang satu dengan yang lainnya.
5.
Mengevaluasi
Kemampuan
seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap situasi, nilai atau ide atau
mampu melakukan penilaian berdasarkan kriteria dan standar
6.
Berkreasi
Kemampuan
menyusun unsur-unsur untuk membentuk suatu keseluruhan koheren atau fungsional,
mereorganisasi unsur ke dalam pola atau struktur baru, termasuk didalamnya:
a. Generating
(hipotesa)
b. Planning
(Perencanaan)
c. Producing
( Penghasil)
Kata
Operasional dari dimensi proses taksonomi Bloom
•
Mengingat - Mengenali, daftar,
menjelaskan, mengidentifikasi, mengambil, penamaan, mencari, menemukan
•
Memahami - meringkas, menyimpulkan,
parafrase, mengklasifikasi, membandingkan, menjelaskan, mencontohkan
•
Menerapkan - Menerapkan, melaksanakan,
menggunakan, melaksanakan
•
Menganalisis - Membandingkan,
mengorganisir, dekonstruksi, menghubungkan, menguraikan, menemukan, penataan,
mengintegrasikan
•
Mengevaluasi - Memeriksa, hypothesising,
mengkritisi, percobaan, penilaian, pengujian, Mendeteksi, Monitoring
•
Menciptakan - merancang, membangun,
perencanaan, menghasilkan, menciptakan, merancang, membuat
Jika
isi adalah subjek-materi yang spesifik maka akan memerlukan banyak taksonomi
karena ada materi (misalnya, satu untuk ilmu pengetahuan, satu untuk sejarah,
dll). Kemudian, jika isi dianggap ada di
luar siswa, maka timbul permasalahan bagaimana untuk mendapatkan isi dalam
siswa. Ketika isi di dalam siswa, itu menjadi pengetahuan yang dimiliki oleh
siswa. Transformasi ini pengetahuan diperoleh melalui proses-proses kognitif
yang digunakan oleh siswa. Sehingga dibedakan atas 4 jenis pengetahuan
1. Pengetahuan
faktual (Factual Knowledge)
Yaitu
elemen dasar dimana siswa harus tahu akan berkenalan dengan disiplin atau
memecahkan masalah di dalamnya. Termasuk di dalamnya pengetahuan terminologi
dan pengetahuan tentang rincian spesifik dan unsur.
2. Pengetahuan
konseptual (Conceptual Knowledge)
Yaitu
hubungan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar yang
memungkinkan mereka untuk berfungsi bersama-sama. Diantaranya: Pengetahuan
tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan
generalisasi, Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur.
3. Pengetahuan
Prosedural (Procedural Knowledge)
Yaitu
bagaimana melakukan sesuatu atau penyelidikan, dan kriteria untuk menggunakan
keterampilan, teknik, dan metode. Diantaranya: Pengetahuan tentang
subyek-keterampilan khusus, pengetahuan subjek-teknik khusus dan metode,
pengetahuan kriteria untuk menentukan ketika untuk menggunakan prosedur yang
tepat.
4. Pengetahuan
metakognitif (Metacognitive Knowledge)
Yaitu
pengetahuan kognisi secara umum serta kesadaran dan pengetahuan tentang kognisi
sendiri. Diantaranya: Pengetahuan strategis, pengetahuan tentang tugas-tugas
kognitif, termasuk sesuai kontekstual dan kondisi pengetahuan, Pengetahuan dir
BAB V
KIAT GURU MATEMATIKA
5.1. Melihat Masa Depan
Juru Taksir – menyusun dan menganalisa
data statistic untuk menghitung probabilitas kematian, sakit, cedera, cacat,
pengangguran, pension, dan kerugian meteriil; merancang rencana-rencana
asuransi dan pensiun dan menjamin bahwa rencana-rencana itu dilaksanakan di
atas basis keuangan yang bagus.
Guru Matematika – memperkenalkan kepada murid-murid kekuatan dan keindahan
dari matematika dalam pelajaran matematika di sekolah dasar, sekolah menengah
pertama, atau sekolah menengah atas.
Analisis riset operasi – membantu organisasi-organisasi (manufaktur, penerbangan,
militer) dalam mengembangkan solusi-solusi paling efisien dan efektif biaya
terhadap operasi-operasi dan problem-problem organisasi; termasuk di dalamnya
penyusunan strategi, prediksi, pengalokasian sumber daya, penataan fasilitas,
pengendalian inventaris, perencanaan personalia, dan siste-sistem
pendistribusian.
Ahli Statistik
– mengumpulkan, menganalisa, dan menyajikan data numeric yang dihasilkan dari
survey dan eksperimen.
5.2. Meningkatkan Kemampuan Diri Guru
Meningkatkan
kemampuan Guru matematika adalah terbentuknya kemampuan bernalar pada diri Guru
yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis dan
memiliki sifat objektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan
baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Guru
dalam melaksanakan tugasnya harus mampu mengembangkan berbagai metode dan
strategi pembelajaran matematika serta dapat mengkombinasikan beberapa metode
mengajar. Karena pada hakikatnya mengajar adalah membantu siswa memperoleh
pengetahuan, keterampilan, nilai, cara berpikir, saran untuk mengekspresikan
dirinya, dan cara-cara belajar. Sehingga hasil akhir dari suatu proses
pembelajaran adalah tumbuhnya kemampuan siswa yang tinggi untuk dapat belajar
lebih mudah dan lebih efektif di masa yang akan datang. Jadi proses pembelajaran
tidak hanya memiliki makna deskriptif dan kekinian, tetapi bermakna prospektif
dan berorientasi ke masa depan.
Unsur yang paling
penting dalam mengajar adalah merangsang serta mengarahkan siswa untuk belajar
dalam berbagai macam cara yang mengarahkan pada tujuan. Akan tetapi, apapun
subjeknya mengajar pada hakekatnya bukan hanya sekedar menolong siswa untuk
memperoleh pengetahuan tingkah lakunya. Cara mengajar guru merupakan kunci bagi
siswa untuk belajar dengan baik.
Untuk mencapai proses
mengajar yang efektif dan efesien, tidak hanya di capai dengan metode yang
bersifat “teacher center” atau pengajaran satu arah yang berpusat pada guru.
Pembelajaran yang dilakukan seperti ini mengakibatkan siswa menjadi malas dan
kurang bergairah dalam menerima pelajaran. Salah satu penyebab kurang
berpartisipasinya siswa dalam pembelajaran matematika di kelas adalah
pendekatan yang kurang tepat yang digunakan oleh guru dalam mengajar.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya
untuk mancari suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang dapat
melibatkan siswa aktif, berkualitas dan dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa.
5.3. Strategi, Pendekatan, Metode dan
Teknik
A.
Pendekatan
Pembelajaran
Pendekatan (approach) pembelajaran matematika
adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan
bisa beradaptasi dengan sisiwa. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran
terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) Pendekatan yang bersifat metodelogik,
berkenaan dengan cara siswa mengadaptasi konsep yang disajikan ke dalam
struktur kognitifnya, yang sejalan dengan cara guru menyajikan bahan tersebut.
(2) Pedekatan material adalah pendekatan pembelajaran matematika dimana dalam
menyajikan konsep matematika melalui konsep matematika lain yang telah dimiliki
siswa.
B.
Strategi
Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan
ke dalam dua bagian pula, yaitu:
1)
exposition-discovery
learning
2)
group-individual
learning
Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun,
2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
•
Mengidentifikasi
dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target)
yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang
memerlukannya.
•
Mempertimbangkan
dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk
mencapai sasaran.
•
Mempertimbangkan
dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal
sampai dengan sasaran.
•
Mempertimbangkan
dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk
mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks
pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
•
Menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku
dan pribadi peserta didik.
•
Mempertimbangkan
dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
•
Mempertimbangkan
dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
•
Menetapkan
norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku
keberhasilan.
Ditinjau dari cara penyajian dan cara
pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi
pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
C.
Metode
Pembelajaran
Metode Pembelajaran adalah cara menyajikan
materi yang bersifat umum. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:
ceramah; Tanya jawab; diskusi; belajar kooperatif; demonstrasi; ekspositori;
penugasan; experimen; dan sebagainya.
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode penyampaian
bahan pelajaran secara lisan. Dalam hal ini siswa hanya diharuskan melihat dan
mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru yang selalu
dianggap benar itu.
2. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab dapat menarik dan
memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa
akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir. Kemampuan berpikir siswa dan
keruntutan dalam mengemukakan pokok – pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab
pertanyaan.
3. Metode diskusi
Metode diskusi adalah cara pembelajaran
dengan memunculkan masalah. Dengan metode diskusi keberanian dan kreativitas
siswa dalam mengemukakan gagasan menjadi terangsang, siswa terbiasa bertukar
pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang
lebih penting melalui diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab terhadap
hasil pemikiran bersama.
4. Metode belajar kooperatif
Dalam metode ini terjadi interaksi antar
anggota kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Model belajar
kooperatif yang sering diperbincangkan yaitu belajar kooperatif model jigsaw
yakni tiap anggota kelompok mempelajari materi yang berbeda untuk disampaikan
atau diajarkan pada teman sekelompoknya.
5. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian
pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian. Metode demonstrasi biasanya
diaplikasikan dengan menggunakan alat – alat bantu pengajaran seperti benda –
benda miniatur, gambar, dan lain – lain.
6. Metode ekspositori atau pameran
Metode ekspositori adalah suatu penyajian
visual dengan menggunakan benda dua dimensi atau tiga dimensi, dengan maksud
mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk membantu menyampaikan informasi
yang diperlukan.
7. Metode penugasan
Metode ini berarti guru memberi tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini dapat mengembangkan
kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan
tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri
informasi. Tetapi dlam metode ini sulit mengawasi mengenai kemungkinan siswa
tidak bekerja secara mandiri.
8. Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian
pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen, siswa
menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan
buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil
belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa.
IV. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai
cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa
yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis
akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya
terbatas.
BAB VI
TANTANGAN PENDIDIKAN GURU
6.1. Matematikawan dan Pendidikan
Matematika
Matematikawan
adalah seseorang yang bidang studi dan penelitiannya dalam bidang matematika.
Istilah ini juga ditujukan kepada orang yang ahli ilmu Matematika.
Sebagian
orang percaya bahwa matematika telah dimengerti secara keseluruhan, padahal
masih banyak masalah yang belum terpecahkan. Penelitian di berbagai bidang
matematika terus berlangsung, dan penemuan baru di matematika dipublikasikan
dalam jurnal ilmiah. Banyak jurnal yang memang khusus untuk matematika dan
banyak juga mengenai subjek yang mengaplikasikan matematika (misalnya ilmu
komputer teoritis dan fisika teoritis).
Tidak
seperti sains, pada penelitian matematika secara umum tidak melakukan
eksperimen. Di matematika, kebenaran diturunkan dari kebenaran lain yang telah
diketahui sebelumnya. Kalaupun eksperimen dengan komputer dan data numeris
terlibat, hasil akhir yang diharapkan adalah pembuktian teorema.
Perhitungan
bukanlah bagian besar dari penelitian matematika, dan matematikawan tidak perlu
memiliki kemampuan hebat dalam menjumlahkan atau mengalikan angka. Lihat
kalkulator mental tentang orang-orang yang hebat dalam melakukan perhitungan
dalam kepalanya.
Matematikawan
bisanya tertarik untuk menemukan dan mendeskripsikan pola-pola yang mungkin
sebelumnya muncul dari masalah perhitungan, namun kini telah terabstraksi
menjadi masalah yang berdiri sendiri. Masalah-masalah matematis bisa muncul
dari fisika, ekonomi, permainan, generalisasi matematika sebelumnya, maupun
masalah yang memang dibuat sebagai tantangan untuk dipecahkan. Walaupun
sebagian besar matematika tidak langsung berguna, sejarah telah menunjukkan
bahwa pada akhirnya ilmu tersebut bisa diaplikasikan. Contohnya, teori angka
pada awalnya tidak memiliki kegunaan praktis, namun setelah ditemt sangat
berguna untuk algoritma dan kriptografi.
6.2. Pendidikan Guru Matematika
Dalam
proses pembelajaran matematika, tentu saja sering kali siswa juga mengalami
kesulitan dengan aktivitas belajarnya. Oleh karena itu, guru perlu memberikan
bantuan kepada siswa dalam pembelajaran matematika. Pemberian bantuan
memungkinkan siswa memecahkan masalah, melaksanakan tugas atau mencapai sasaran
yang tidak mungkin diusahakan siswa sendiri. Bantuan merupakan semua strategi
yang digunakan guru dalam membantu usaha belajar siswa melalui campur tangan
yang bersifat memberi dukungan; bentuknya bisa berbagai macam, tetapi semuanya
bertujuan untuk memastikan agar siswa mencapai sasaran yang berapa di luar
jangkauannya.
Bantuan
yang bisa diberikan guru, misalnya, pemberian petunjuk kecil, pemberian model
prosedur penyelesaian tugas, pemberitahuan tentang kekeliruan dalam langkah
pengerjaan soal, mengarahkan siswa pada informasi tertentu, menawarkan sudut
pandang lain dan usaha menjaga agar rasa frustrasi siswa terhadap tugas tetap
berada pada tingkat yang masih dapat ditanggung. Bantuan menjadi penanda
interaksi sosial antara siswa dan guru yang mendahului terjadinya internalisasi
pengetahuan, keterampilan, dan disposisi, dan menjadi alat pembelajaran yang
dapat mengurangi kebingungan sehingga meningkatkan kesempatan siswa mengalami
perkembangan (Roehler & Cantlon, 1997).
Implementasi
dan tantangan Gagasan dan pemikiran yang disampaikan oleh para pakar pendidikan
matematika di atas memberikan sebersit harapan dan menumbuhkan optimisme akan
masa depan pembelajaran matematika di sekolah yang lebih baik dan bermutu.
Namun, masih juga tersisa keraguan dalam implementasinya ketika pulang kembali
di sekolah dan menatap realitas pembelajaran matematika di kelas-kelas kita.
Sisdiknas
yang memberi kewenangan kepada guru untuk melakukan evaluasi terhadap siswa
ajarnya, atau yang terbaru dengan KTSP di mana dalam KTSP tersebut juga
mensyaratkan bahwa dalam setiap kesempatan pembelajaran matematika hendaknya
dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai situasi (contextual problem).
Dengan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk
menguasai konsep matematika. Namun, kalau kemudian pemerintah tetap
memberlakukan UN, apakah ini tidak kontradiktif?.
Tantangan
lain adalah bagaimana guru mengusahakan bahan ajar dalam pembelajaran
matematika yang kontekstual dan realistik. Sejauh ini buku ajar matematika yang
dipakai di sekolah jauh sekali dari yang namanya konsep matematika konstruktif
atau realistik. Guru mau tidak mau dituntut untuk bekerja keras dan terus
belajar. Masalah kontekstual dan realistik tidak mungkin ditemukan jika guru
hanya diam ”berpangku tangan”guru mesti terus bergerak, menggali, dan
terus-menerus berusaha membumikan konsep matematika dengan menemukan hubungan
atau keterkaitan bahan ajar matematika dan persoalan nyata dalam kehidupan
sehari-hari. Tantangan bahan ajar yang belum tersedia sebenarnya juga bisa
menjadi peluang bagi guru untuk menyusun bahan ajar sendiri.
BAB VII
TANTANGAN PENDIDIKAN GURU
MATEMATIKA DI MALUKU
7.1.
Tantangan dan Hambatan Guru Matematika di Maluku
Menjadi
guru di bagian timur Indonesia khususnya daerah Maluku bukanlah hal yang
biasa-biasa, karena banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah
kemajuan teknologi. Pembelajaran dengan papan tulis atau whiteboard selalu
menjadi hal yang dianggap wajar.
Pemahaman
siswa terhadap konsep matematika tidak mudah diperoleh tanpa media yang memadai
dan kreativitas guru sebagai tenaga pengajarnya. Tersedianya media belajar yang
memadai di sekolah tidak akan berarti apa-apa jika guru sebagai fasilitator
tidak mampu berpikir kreatif dalam memanfaatkan media untuk menyampaikan
konsep-konsep dalam pembelajaran.
Dalam
pembelajaran matematika diperlukan contoh-contoh nyata yang mudah dipahami agar
siswa dapat menemukan konsep-konsep yang abstrak dalam pelajaran matematika.
Namun tidak mudah mencari contoh-contoh nyata agar siswa mudah untuk menemukan
dan memahami konsep-konsep matematika yang sulit.
Misalnya
dalam pembelajaran geometri ruang dan geometri bidang, tentu diperlukan media
visual yang tepat. Untuk menggambarkan beberapa bidang dan bangun ruang kita
dapat menggunakan software lalu memancarkanya dengan projector salah satunya
adalah geogebra. Selain itu terdapat salah satu aplikasi bernama Microsoft
mathematic yang dapat memudahkan guru dalam mengajar khususnya bidang
matematika.
Dengan
adanya aplikasi-aplikasi pendukung dalam pembelajaran matematika tentunya
diharapkan dapat menciptakan proses belajar yang efisien dan menyenangkan.
Namun kemudian dengan adanya aplikasi-aplikasi tidak akan berarti apa-apa jika
guru sebagai fasilitator tidak dapat menggunakannya. Guru harus belajar agar
dapat menggunakan aplikasi-aplikasi ini dengan baik sehingga dapat membantu
peserta didiknya lebih mudah dalam memahami konsep-konsep pelajaran matematika.
7.2.
Solusi untuk Meningkatkan Kualitas Guru dan Peserta Didik
Ada tiga solusi penting untuk meningkatkan
kualitas Guru dan Peserta didik
1. Para guru harus
memperbanyak tukar pikiran tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman
mengembangkan materi pelajaran dan berinteraksi dengan peserta didik. Tukar
pikiran tersebut bisa dilaksanakan dalam perternuan guru sejenis di sanggar
kerja guru, ataupun dalam seminar-seminar yang berkaitan dengan hal itu.
Kegiatan ilmiah ini hendaknya selalu mengangkat topik pembicaraan yang bersifat
aplikatif. Artinya, hasil pertemuan bisa digunakan secara langsung untuk
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Hanya perlu dicatat, dalam
kegiatan ilmiah semacam itu hendaknya faktor-faktor yang bersifat struktural
administrative harus disingkirkan jauh-jauh. Misalnya, tidak perlu yang
memimpin pertemuan harus kepala sekolah.
2.
Akan lebih baik kalau apa yang
dibicarakan dalam pertemuan- pertemuan ilmiah yang dihadiri para guru adalah
merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh para guru sendiri. Dengan
demikian guru harus melakukan penelitian. Untuk itu perlulah anggapan
sementara ini bahwa penelitian hanya dapat dilakukan oleh para akademisi yang
bekerja di perguruan tinggi atau oleh para peneliti di lembaga-lembaga
penelitian harus dibuang jauh-jauh. Justru sekarang ini perlu diyakini pada
semua fihak bahwa hasil-hasil penelitian-penelitian tentang apa yang terjadi di
kelas dan di sekolah yang dilakukan oleh para guru adalah sangat penting untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Sebab para gurulah yang nyata-nyata memahami
dan manghayati apa yang terjadi di sekolah, khususnya di kelas.
3.
Guru harus membiasakan diri untuk
mengkomunikasikan hasil penelitian yang dilakukan, khususnya lewat media cetak.
Untuk itu tidak ada alternatif lain bagi guru meningkatkan kemampuan dalam
menulis laporan
BONUS MEMBER BARU 20%
BalasHapusCemePoker merupakan perutusan Poker Online, Domino, Ceme, dan Capsa yang menyediakan beragam tidak sedikit game dengan 1 user ID saja dan cemepoker di anugerahkan juga sebagai perwakilan judi poker bersama rating win tertinggi.
poker online menjamin 100% keamanan separuh membernya masih pemain Poker kami dipastikan 100% Player VS Player.
janganlah gegabah nantikan kompensasi menghela tiap-tiap bulannya dan ganjaran referal segenerasi pandangan hidup
Baca juga :
artikel poker
Ayo sekarang di www.cemesamgong.com
PROMO MEMBER BARU 15%
BalasHapusDewaZeus adalah bagian dari situs ZeusBola, yg merupakan master agen agen taruhan judi bola, Casino, Poker, taruhan sabung ayam online S128, CF88 DewaPoker, Live Casino Dealer Resmi Lisensi Filipina Paling Terpercaya di Indonesia, hanya di Zeusbola.
Juga Sebagai Perutusan Bola Sbobet Indonesia Terpercaya, ZeusBola sudah berkerja sama bersama perseroan Sbobet beroperasi di Asia yg dilisensikan oleh First Cagayan Leisure & Resort Corporation, Manila-Filipina dan di Eropa dilisensikan oleh penundukan Isle of Man untuk beroperasi juga sebagai juru taruhan olahraga sedunia.
https://dewazeus.pw/situs-agen-taruhan-online-terpercaya-deposit-pulsa/
https://dewazeus.pw/tips-penting-memilih-agen-poker-online-deposit-via-pulsa-terpercaya/
https://dewazeus.pw/situs-poker-online-deposit-via-pulsa-termurah-hanya-25rb/
Ayo gabung sekarang di dewazeus.pw
BONUS 10% EVERY DAY
BalasHapusPerutusan Bandar Taruhan Judi Bola Sbobet Online Terpercaya dan terbaik yang menyediakan jasa pelayanan bagi pembukaan akun permainan judi atau taruhan online pada kamu di duta judi online yang berpangkat International, sungguh dan terpercaya hanya di poker pulsa.
Sbg Delegasi Bola Sbobet Indonesia Terpercaya, ZeusBola sudah berkerja sama dgn industri Sbobet beroperasi di Asia yang dilisensikan oleh First Cagayan Leisure & Resort Corporation, Manila-Filipina dan di Eropa dilisensikan oleh orang nomor 1 Isle of Man kepada beroperasi sebagai juru taruhan sport sedunia.
https://bolazeus.site/2019/01/02/situs-poker-online-deposit-via-pulsa/
https://bolazeus.site/2019/01/01/kelebihan-bermain-taruhan-online-deposit-via-pulsa/
promo s128
Daftar di Link Alternatif anti Internet Positif disini :
alternatif zeusbola
zeus168.org
Ayo daftar sekarang di Zeusbola
BANYAK PROMO DISINI
BalasHapusAgen Poker pulsa Terpercaya Di Indonesia, keadaan perwakilan Judi Online merencanakan pulsa yakni sejenis otak judi yang memperhadapkan tontonan poker online pada kala ini sudah sangat gampang degnan munculnya pertunjukan ini judi online deposit lewat pulsa kemudahan padat berlaku disebuah pertunjukan judi online yang pintar kita jumpai waktu ini emang buah bersumber semakin meningkatnya waktu dan teknologi waktu ini didalam pergelaran rungguhan online. Dengan cukup menyisihkanmelantaskan pulsa ragam dana deposit pertunjukan di poker via pulsa online, pegawai sudah merengkuh giliran yang lapang beraksi dan membela permainan.
Berlaku merancangmengabdikan pulsa didalam tontonan judi online pastinya memang bakal semakin meremehkan anggota masa kamu mengamalkan pementasan jaminan online. Berdasarkan munculnya sedimen dengan pulsa alkisah awak bakal mampu berlandaskan gampang berat bertingkah lalu berprofesi jawara didalam seimbang tontonan poker. Pergelaran judi online endapan melewati pulsa jelasnya bakal menggayuh beberapa kepentingan berlaku yang becus berbentuk pulsa hanya ataupun berwujud uang benar didalam secorak permainan judi online.
BACA JUGA:
poker via pulsa
judi poker via pulsa
main judi via pulsa
Daftar sekarang di ZeusBola
Kalah terus bermain judi online? Cari Situs Dengan bonus cashback terbesar? Yuk dicoba gabung bersama kami MuseumAyam Situs Judi Online Terpercaya Dengan bonus cashback tertinggi up hingga 10% !!
BalasHapusBerlaku untuk semua pemain yang kalah minimal 200rb dalam 1 periode (Senin - Minggu). Transaksi mudah dan tidak ribet proses secepat kilat menyambar !!
Menyediakan berbagai layahnan deposit terlengkap
* Semua Bank Lokal Indonesia
* Pulsa Tanpa Potongan
* OVO
* Gopay
* Dana
* Linkaja
PROMO MUSEUMAYAM SITUS JUDI ONLINE TERPERCAYA !
* BONUS 10% KHUSUS MEMBER BARU SABUNG AYAM ONLINE
* BONUS WIN BERUNTUN SABUNG AYAM ONLINE ( S128, SV388 )
* BONUS 7x LOSE BERUNTUN SABUNG AYAM ONLINE ( S128, SV388 )
* BONUS 5% DEPOSIT SETIAP HARI SABUNG AYAM ONLINE
* BONUS CASHBACK SABUNG AYAM ONLINE UP TO 10%
* BONUS REFERAL PERMAINAN SABUNG AYAM ONLINE 5%
Agen Togel Sidney
Museumbola Slot Pulsa
Sabung Ayam sv388
Museum Toto
Obati Ayam Bangkok Aduan Yang Terserang Penyakit Tetelo
Contact Resmi MuseumAyam --> [url]https://linktr.ee/museumbola[/url]
WA : +6282267932581
LINE : museumpoker
Telegram : +6282267932581
Museumpoker situs IDN Poker terbaik Indonesia deposit termurah hadir memberikan layanan taruhan permainan online hingga 9 jenis permainan. Rating kemenangan tertinggi tanpa adanya robot serta admin.
BalasHapus9 Permainan Dalam 1 Akun
* Poker
* DominoQQ
* Bandar Ceme
* Ceme Keliling
* Capsa Susun
* Super10
* Omaha
* Blackjack
* Superbull
Promo Terbaru MuseumPoker
- Bonus Deposit Harian
- Deposit Via Pulsa Telkomsel & XL / Axis
- Bonus Deposit New Member 20%
- Bonus Mingguan 0.5%
- Bonus Jackpot
Daftar Poker Online
Kontak Resmi
WA : +6282267932581
LINE : museumpoker
Telegram : +6282267932581
Situs IDN Poker Online Deposit Terlengkap Hanya 10 Ribu
Link Daftar Agen IDN Poker Terbaik dan Terpercaya 2021